21/11/18

CIKAMPEK MACET...!!!


CIKAMPEK MACET

Sebuah respon dari:
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/21/161216026/penghentian-pengerjaan-proyek-kereta-cepat-dan-lrt-jabodebek-hanya-di-area?utm_source=Facebook&utm_medium=Refferal&utm_campaign=Sticky_Mobile

sudah biasa mendengar bukan...???
Bertahun tahun lamanya tol ini memang terkenal dengan macetnya, apalagi kini sedang ada proyek tol bertingkat dan kereta api.  Tetapi sesungguhnya bukan ini penyebab utamanya.  Sebab sebelum proyek di mulai jalan sudah di perlebar.  Kebanyakan penyebab nya adalah proyek perbaikan jalan abadi yg seolah tiada habisnya.  Lobang sini di benerin nanti pindah lobang sana, sana habis situ lubang lagi dan terus begitu menjadikan jalan ini tak pernah lancar srlamanya.  Siang hari macet karena padat nya malam hari karena proyeknya... Kapan ada waktu masyarakat memilih.

Entahlah... Aspal kita kenapa tidak ada yg berkualitas.  Masa aspal atau betonga kuat 6 bulan itu sebuah keanehan.  Apa ini kesengajaan atau kelalaian baik kontraktor ataupun ahli komisioningnya/tukang cek hasil akhir.  Atau juga... Insinyurnya tidak bisa kalkulasi tonase beban kendaraan dengan kontur tanahnya.  Paling tidak bisa di salahkan manusianya kalau alam mrnjadi kambing hitamnya.  Tanah lembut air yg sangat kuat atau lain2 yg alam seolah penyebabnya.  Monas berdiri tegak dengan beban berjuta ton tanpa ada masalah berpuluh tahun lamanya...  Masa kita tak bisa mengerasakan pondasi hanya menahan beban kontainer yg tak lebih dari 15 ton saja. 
Perhatikan tol simatupang dari pasar rebo pondok indah kapan tol ini lancar.

Lebar tol juga jadi penyebabnya.  Tidak konsisten...  Kalau tol dalam kota 4 lajur termasuk darurat buatlah semua 4 lajur.  Jangan ada yg 5 atau bahkan 3... Itu dalam kota yg intensitasnya sangat tinggi. 

Kita membayar sekedar untuk jalan,baik langsung ataupun naiknya harga tiket angkutan umum dan pada akhirnya berimbas kepada distribusi logistik kebutuhan sehari hari.
Satu hal bisa berefek kepada banyak hal, itu kadang tak kita sadari.  1000 orang disiplin di jalan tol 10 orang tidak disiplin bisa menyebabkan penumpukan kendaraan dan merugikan jutaan manusia yg terimbas langsung ataupun tidak langsung.
Tidak mudah memang membuang kemacetan tapi setidaknya obati saja titik macetnya.  Tidak usah menunggu mega proyek yg menyedot anggaran luar biasa dan memakan waktu bertahun tahun lamanya.

Kalau kita perhatikan jalan arteri...  Apa sih penyebabnya.... Banyak hal bukan... Tetapi ada titik tertentu saja yg jadi penyebabnya...  Lampu merah putaran balik area bisnis parkir semaunya atau pengemudi seenaknya.
Obati saja titik sakitnya... Jangan cuma bisul di kaki harus di potong kakinya atau tambah kaki lagi...
Cikampek macet titiknya di pintu tol cikarang utama,bertahun lamanya tidak jadi perhatian.  Sehingga proyek tol layang di bangun dan kereta api di buat.  Apa ada jaminan tak macet di masa depan...

Tidak ada.... Makin banyak kendaraan makin tahunnya pada saatnya akan macet juga.
Tol dalam kota macet total bukan karrna banyak kendaraannya tapi karena tak terbuang sehingga menjadi area parkir.  10ribu mobil memenuhi jalan bila jalan merayap akan menjadi 100ribu mobil dalam satu jam bila terbuang.  Kenapa selalu menyalahkan pabrik dan keinginan serta kemampuan masyarakat membeli kendaraan roda empat bahkan melarang untuk menggunaknnya.

Sungguh ironi... Di saat daya beli masyarakat meningkat dan itu menjadi tujuan semua pemimpin dan kemajuan negara di sisi lain pemerintah tidak mampu membuat jalan yg layak.  Kita bukan yang pertama menjadi negara dengan kendaraan padat.  Negara lain jauuuh lebih banyak... Tetapi mereka menyiapkan infrastrukturnya dengan baik.  Kalau ada kemacetan di cari tau kenapa dan harus bagaimana.  Membuat jalan layang atau menambah tanah untuk yang memutar balik akan jauh lebih murah daripada melebarkan jalan atau membuat jalan baru.


Tidak usah jauh2 kita datang ke negara maju... Lihat saja di google map atau google view atau youtube seperti apa jalanan di luar sana.  Kita bisa mencontoh mereka dan aplikasikan di negara ini.  Tidak harus semua serentak,sedikit demi sedikit selama itu konsisten walau berganti pemimpin pasti akan selesai suatu hari nanti.
Kita sudah sering mendengar studi banding keluar negri tapi tak satupun yg di aplikasikan di sini.
Karena indonesia menganut otonomi daerah sehingga pusat tak mesti di dukung oleh daerah atau daerah semau pemimpinya saja.

Dan pada akhirnya ya beginilah indonesia...  Satu kabupaten jalan rayanya akan lain dengan kabupaten lainnya atau propinsi lain akan lain jalan rayanya.  Ya....  Demikianlah memang adanya.
Perhatikan saja jalan lintas propinsi di seluruh wilayah indonesia... Mana jalan paling besar...  Rasanya dari yg kita tau hanya jalan pantura yg paling besar itupun tidak seluruhnya...  Sementara jalan lintas propinsi lain hanya ala kadarnya, asal bisa simpangan bis antar kota sudah di anggap cukup.

Karena negara kita duitnya ga banyak dan harus di bagi bagi itulah kita harunya mengobati jalan yg sakit nya saja, jangan rusak 1km menunggu aspal 5 tahun karena anggaran tidak cukup buat mengaspal semuanya.

Menjaga tentu lebih baik dari mengobati...dan mengobati tetap jauh lebih baik.






    BACK TO TOP