19/02/18

MENGATUR NEGARA vs MENGATUR RUMAH TANGGA

OLEH BAWOR SUHADI

Seberat apa sih mengatur negara....????
pastinya seberat megatur rumah tangga karena sama sama bisa berdampak pada masa depan keluarga, keturunan anak dan cucu kita.

saya punya cerita yang mestinya bisa di simak terlebih dahulu untuk memahami judul artikel ini.

ada 4 buah keluarga dengan situasi dan kondisi yang berbeda beda.



KELUARGA I

Adalah sebuah keluarga besar yang cukup kaya, penghasilnnya bagus seolah uang tiada henti mengalir ke keluarga ini. istrinya pun luar biasa men support dari belakang layar sehingga sang bapak ini berhasil hingga hari ini.
karena memang sang bapak yang cerdas dan bijaksana sehingga anak anaknya pun sukses membawa sang keluarga menjadi kaya raya.

rumahnya bagus rapi dan mewah mulai dari ruang tamu toilet halam hingga tempat parkir dan taman bahkan selokan depan rumah pun sangat bagus, wajar saja uangnya banyak mau seperti apa rumahnya juga bisa.

semua anaknya sehat dan bersekolah tinggi dan berkarakter.
yang masih sekolah tetap rajin sekolah dengan fasilitas yg di dapatkannya, tidak pernah berbohong demi mendapatkan uang saku sampai pembayaran apapun dengan alasan sekolah. menggunakan uang sakunya dengan sehemat hematnya.

dari yang kecil sampai besar membantu sang bapak dengan kemampuannya masing masing.
bahkan yang sudah mapan tetap membantu sang bapak membesarkan orang tuanya serta membantu adik adiknya supaya kelak bisa menjadi manusia yang berguna bagi keluarganya.


KELUARGA II

Adalah sebuah keluarga besar yang cukup kaya juga, penghasilnnya bagus seolah uang tiada henti mengalir ke keluarga ini.  tempat tinggalnya pun bagus seperti keluarga pertama.

namun istrinya hanya bisa mengeluh dan soalah berfoya foya dengan kekayaan suaminya.
karena merasa kaya sang bapak di beri apapun yang mereka mau.

semua anaknya sehat dan bersekolah tinggi dan berkarakter. namun sayang anak anaknya tidak semua secerdas orang tuanya. ada yg menghabiskan masa mudanya dengan berleha leha dan berfoya foya, ada yang pemalas ada yang hanya bisa mengeluh minta belas kasihan kepada bapaknya.
namun begitu beruntung masih ada beberapa anak yang seperti bapaknya tanpa putus asa membangun rumah tangga yang sukses.


KELUARGA III

Adalah sebuah keluarga miskin dengan tanah yang subur nan luas. rumahnya pun seadanya, pagar menggunakan alat seadanya semua serba seadanya dan secukupnya dana keluarga tersebut. istrinya sangat patuh dan mensupport suami dan anak ankanya dengan iklas. anak anaknya pun demikian sangat rajin membantu orang tuanya menggarap tanah yang ada dengan berbagai tanaman. hektaran tanah di garap tapi masih berhektar lainya belum tergarap karena keterbatasan tenaga, bahan dan teknologi serta pemasaran yang kurang.

tidak bisa di sangkal keluarga ini kesulitan menjual hasil buminya karena jalan menuju kerumahnya sangat sulit. jangankan orang datang untuk membeli, meminta pun tidak ada terpaksa di barter atau di jual seadanya dengan tetangga di kawasannya. sehingga anak anaknya ga bisa sekolah, kesehatan yang kurang terjamin dan tentu saja masa depannya cukup kelam.

Tapi bapaknya tidak putus asa, sang bapak selau menyisihkan uang hasil penjualan walau sedikit bahkan nekat meminjam uang ke tetangga dan bank untuk membuka akses jalan keluarganya.

Pelan tapi pasti keluarga ini ada perubahan setelah akses terbuka walau masih seadanya, sang bapak bisa menjual hasil buminya ke pusat kota, sang istri punya usaha di depan rumahnya untuk menambah penghasilan.  peralatan pertanian serta bahan bisa di datangkan ke rumahnya semntara tanah yang tak tergarap di berikan ke tetangga yang mau mengolah tentu dengan bagi hasil.

anaknya yang sudah besar tetap membantu sang bapak dan yang masih kecil sudah bisa bersekolah mengingat aksesnya ada dan sang bapak mendapatkan pendapatan lebih baik.
lambat laun keluarga ini berkembang dan mungkin suatu hari nanti anak anaknya akan membawa kelaurga bapak ini menjadi keluarga yang kaya raya.

KELUARGA KE IV

nasibnya sama dengan keluarga ke iii namu sang bapak tidak berani mengubah nasib keluarganya, dia hanya bekerja membajak sawahnya dan menanam apa yang ada. anak dan istrinya hanya bisa mengeluh bhkan memarahi sang bapak serta membohongi sang bapak dengan berbagai cara untuk mendapatkan uang dari bapaknya. nasib baiknya masih ada anak yang rajin membantu sang bapak untuk tetap bertahan.

tidak bisa di salahkan juga sebab sang anak tidak di beri pendidikan yang cukup gizi yang baik serta kesehatan yang memadai. wajar juga sebab keterbatasan sang bapak yang berada di tengah belantara.

walau tanahnya sangat subur, jutaan ton komoditi pertanian peternakan bahkan hasil dari perut bumi bisa membawa keluarga ini menjadi keluarga besar yang kaya raya, sayangnya sang bapak tidak berani mengambil langkah besar membuat akses dari rumah ke kota terdekat. walau jalan setapak setidaknya bisa di jadikan jalur untuk menjual hasil buminya ke kota tersebut.
sang bapak sibuk dengan keributan keluarga dan anaknya yang selalu menghalangi jalan sang bapak.
sehingga entah sampai kapan keluarga ini akan tetap seperti sekarang ini....


NAH....
dari cerita ke empat keluarga tadi...kira kira dalam skala besar sebuah negara...INDONESIA MASUK KATEGORI KELUARGA YANG MANA...????

silahkan di pilih, tetapi penulis berpikir bahwa indonesia masuk kategori keluarga ke 3.
tidak usah malu mengakui kalau negri ini miskin karena jelas memang belum bisa seperti negara lainnya. kalau kita puas dengan apa yang kita punya maka hanya seperti itulah hidup mereka selamanya.

indonesia ini ibarat sebuah keluarga miskin yang tanahnya luas andai di kelola dengan baik maka akan sanggup menjamin kesejahteraan warganya.

namun masih ada anaknya  yang berfikir bahwa memberikan tanah nya ke tetangga untuk di garap masih ketakutan di kuasai oleh orang lain,sementara anak anaknya tak sanggup menggarapnya. sebuah tanah garapan mustahil akan di rebut oleh penggarap kalau sang kepala keluarga dan anak anaknya tidak korup dan menjualnya.
dengan sangat mudah mengontrol mereka karena lahan milik kita sepenuhnya.

tanah yang luas tidak bisa di kelola dengan baik, hasil bumi melimpah tak tau di jual kemana,bahkan isi perut bumi pun tak bisa di ambilnya.
seluruh keluarga perlu bekerja sama untuk memajukan nya.
penerus nya sang anak yang masih kecil tetap belajar mengejar ketertinggalan dengan optimisme yang besar dapat merubah nasib keluarga suatu saat nanti.
yang sudah mapan pun tetap membantu keluarga dengan lapang dada serta membantu adik adiknya menjadi anak yang berguna buat keluarga nya kelak. dan tidak lupa bantu bapaknya dengan semampunya.

walau ada anaknya yang bandel tapi sang bapak tetap berteguh hati memberikan akses buat anankya pasti akan membawa masa depan mereka jauh lebih baik di masa datang.

sang bapak masih berharap sang anak akan mengerti bahwa mengatur negara memang bukan dengan akses semata,tetapi akses adalah salah satu jalan utama keluar dari kesulitan keluarga.
anak2nya harus bisa memanfaatkan kases yang ada, tentu untuk kepentingan orang tua dan keluarga anak anaknya juga.
banyak sekali PR yang harus di kerjakan. tidak perlu malu meminta bantuan ke tetangga kalau memang kesulitan atau memajukan keluarganya.

demikian tadi cerita sebuah keluarga yang sedang membangun kesejahteraan hidupnya...
kesabaran adalah hal utama, optimisme modal konsistensi usaha serta kreatifitas akan menambah produktifitas.